3D Printing sebenarnya sudah ditemukan dan digunakan sejak dulu, khususnya oleh perusahaan yang ingin membuat model prototype untuk produk mereka. Proses ini dinamakan rapid prototyping. Desainer dari perusahaan tersebut membuat modelnya dalam file CAD yang kemudian dikirim ke mesin 3D printer. Tapi, masalahnya, bahan yang digunakan masih rapuh dan gampang hancur, jadi tidak bisa dikomersilkan.
Tapi, saat ini sudah ditemukan campuran bahan untuk keperluan 3D Printing yang cukup kuat yang terbuat dari campuran plastik dan besi. Bahan ini dinamakan nanocomposite. Bahan ini cukup kuat, sehingga dapat bertahan lama dan tahan pula dari benturan.
Metode 3D Printing digunakan hampir pada semua aspek di dunia industri maupun kehidupan orang modern. Yang pertama adalah untuk pembuatan produk. Saat ini pembuatan produk bisa dilakukan dengan mudah, cepat dan mendetail dengan teknik ini, bahkan sampai ukuran millimeter. Hal ini dikarenakan majunya teknologi yang sudah dikembangkan untuk software dan printer 3D.
Biasanya, pembuatan satu objek membutuhkan waktu sekitar 1 menitan bahkan kurang. Tapi, bila bentuk objek rumit, maka bisa makan lebih dari itu. Selain industri, dunia medis juga mulai menggunakan metode 3D printing untuk keperluan penyembuhan pasien. Saat ini sudah ditemukan bahan yang sangat mirip dengan liver manusia yang dikenal dapat memperbaiki dan tumbuh saat ada bagiannya yang rusak. Memang, bahan ini tidak dapat tumbuh layaknya liver, tetapi, bahan ini dapat merangsang sel-sel tubuh kita untuk memperbaiki dirinya sendiri.
Penggunaan 3D printing ini untuk kepentingan implan. Implan yang dibuat dengan teknik 3D printing ini juga sangat mirip dengan bagian tubuh pasien. Biasanya, pasien di scan terlebih dahulu yang diubah menjadi bentuk 3D di komputer dan diproses pada printer 3D.
Penggunaan teknik 3D printing ini masih dalam tahap awal. Tapi, menurut Sharon Presnell, kepala divisi teknologi Organovo, perusahaan pembuat implan tubuh, dalam 25 tahun mendatang, teknologi ini akan dapat berkembang dan bisa membantu pemulihan tubuh dengan sempurna. Mungkin manusia akan seperti cicak dimasa depan, dimana saat ada bagian tubuhnya terpotong, maka bisa tumbuh lagi dengan teknik ini.
Yang paling menarik, teknik 3D printing tidak hanya digunakan untuk membuat implan bagian tubuh kita. Saat ini, bahkan ada penelitian dan usaha untuk membuat pembuluh darah bahkan sampai ukuran yang paling kecil. Hal ini sangat penting, karena bisa digunakan untuk mengatasi penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan stroke.
TEKNIK TEKNIK 3D PRINTING
Stereolithography (SLA) adalah teknik pertama untuk 3D Printing. Caranya adalah menambahkan layer terus menerus pada bahan photopolymer menuju keatas. Material yang digunakan pada awalnya adalah liquid (cairan) dan akan mengeras ketika liquid tersebut terkena sinar ultraviolet.
Digital Light Processing (DLP) adalah teknik yang hampir sama dengan SLA yang membuat bahan liquid mengeras dengan sinar ultraviolet. Tetapi, pada proses penyinaran digital, objek pada awalnya berbentuk liquid yang penuh. Sebagian dari liquid tersebut akan disinari, yang tentu saja akan mengeraskan liquid tersebut, lalu objek yang mengeras akan tenggelam kebawah dan menaikkan liquid selanjutnya. Proses ini terus menerus dilakukan hingga objek 3D tersebut berhasil dibuat.
Selective Laser Sintering (SLS) menggunakan tenaga yang sangat tinggi untuk menggabungkan berbagai material, seperti plastik, gelas, keramik, dan metal menjadi output 3D.
Electron Beam Melting (EBM) adalah proses dari 3D Printing untuk bahan metal. Prosesnya di sebuah vakum dan memulai prosesnya dengan menyebarkan sebuah layer dari metal powser (lebih sering menggunakan titanium). Electron beam akan mencairkan powder menjadi layer yang keras. Objek yang dibuat dengan teknik ini akan sangat kuat.
Multi Jet Modelling (MJM) mempunyai cara kerja yang sama dengan inkjet printer. Ia menyebarkan sebuah layer dari resin powder dan menyemprotkan sebuat lem yang mempunyai berbagai warna dan akan mengeras pada satu layer. Multi Jet Modelling sangatlah berguna karena sangat cepat dan mendukung penyediaan warna.
Fused Deposition Modelling (FDM) menggunakan bahan nozzle yang dipanaskan dan akan melelehkan bahan seperti plastik pada hasil outputnya. Nozzle tersebut akan berpindah secara horizontal dan vertikal yang diatur oleh komputer. Ketika material keluar dari nozzle, material tersebut akan mengeras.
Semua aktivitas 3D Printing kebanyakan akan menggunakan STL File. STL File merupakan format 3D modelling yang membuat 3D Printer melakukan tugasnya dengan nyaman dan efektif untuk memotong objek dari layer pada saat print. Kebanyakan file STL dibuat oleh Computer Aided Design (CAD).
sumber : http://www.kaskus.co.id
masih bulum trbayang. 😥
Mbaknya Cakep ya 😀